Mubarak Masih Bertahan, Amr Moussa Siap Maju Jadi Presiden Mesir
Unjuk rasa jutaan massa yang menentang Presiden Mesir Hosni Mubarak berakhir. Sabtu (5/2) dini hari waktu setempat di Lapangan Tahrir, Kairo massa membubarkan diri. Demo terbesar mengusung slogan 'Hari Pengusiran' itu sukses memberi tekanan kepada Mubarak.
Mubarak memang masih bertahan, tetapi dunia internasional, sebut saja dari Amerika Serikat dan Uni Eropa, kini tak lagi mendukung presiden yang telah berkuasa selama 30 tahun itu.
"Mubarak harus mendengar tuntutan rakyatnya," kata Presiden AS, Barack Obama seperti dikutip AFP.
Senada dengan Obama, para pemimpin Eropa di Brussels, Belgia meminta Mubarak mendengarkan suara rakyatnya. Uni Eropa meminta transisi dilakukan secepat mungkin.
Sedang Mubarak, dalam pernyataan terakhirnya, sebelum demo terbesar berlangsung, dia mengkhawatirkan keadaan Mesir kalau dia mundur. Mubarak yakin Mesir akan jatuh dalam huru hara.
Sementara itu, kandidat kuat pengganti Mubarak, yakni Sekjen Liga Arab Amr Moussa menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai kandidat presiden, seandainya pemilu dipercepat.
Seperti dikutip dari Al Ahram, Moussa menyatakan dia siap ambil bagian dalam pemerintahan transisi. Moussa juga menyatakan pemerintahan baru di Mesir harus bisa merangkul semua golongan termasuk Ikhwanul Muslimin.
Sumber: detiknews.com