Presiden SBY Pun Menangis
Seorang korban tsunami menangis di depan SBY karena kehilangan istri.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjukkan rasa keprihatinannya terhadap para korban bencana gempa dan tsunami di Mentawai. Ketika berdialog dengan warga di Pagai Selatan yang kehilangan istrinya akibat terjangan tsunami, SBY sampai menitikkan air mata.
Sebagaimana dikabarkan laman Presiden, SBY tiba di Kecamatan Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai, Kamis 28 Oktober 2010 siang tadi. Presiden bersama Ibu Negara beserta rombongan menyusuri lokasi bencana untuk melihat secara langsung kondisi kecamatan terparah akibat bumi gempa dan tsunami yang terjadi Senin malam lalu itu.
Ketika mendatangi posko pengungsian, SBY mendapat laporan bahwa jumlah korban meninggal di Pagai Selatan ini mencapai 60 orang. Mayoritas penduduk di kecamatan ini berprofesi sebagai petani, meski ladang mereka berada di bukit para petani itu tinggalnya di pinggir pantai.
SBY kemudian menyambangi tenda pengungsian. Presiden mengatakan kepada para pengungsi bahwa bantuan pemerintah telah diberikan untuk membantu para korban bencana. "Mudah-mudahan mencukupi karena sekarang yang penting mengobati yang sakit," ujar SBY. "Bantuan baik makanan maupun air bersih terus diberikan dan mencegah penyakit agar tidak menular," SBY menambahkan.
Ketika berdialog dengan pengungsi Presiden SBY dan Ibu Negara tampak terharu. Seorang pengungsi bernama S. Gultom menangis di hadapan SBY karena kehilangan istrinya saat peristiwa bencana. "Pak, istri saya hilang Pak," ujar S Gultom sambil menangis.
Mendengar ini, SBY dan Ibu Ani langsung merangkul Gultom. "Yang tabah ya Pak," kata Presiden. Giliran air mata menitik di sudut mata Presiden. Ibu Ani lalu mengambil sapu tangan dan memberikan ke suaminya.
SBY pun meminta agar pencarian jenazah terus dilakukan dan dimakamkan dengan baik. Para pengungsi juga diajak untuk bersama mendoakan teman, anggota keluarga, dan masyarakat yang tidak selamat dari peristiwa ini.
Selain itu, Presiden juga meminta agar hunian dan sekolah sementara segera dibangun. "Pemerintah akan membantu pembangunan, yang jelas lokasi ini tidak aman," SBY menambahkan dengan suara serak.
Kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan TNI serta Polri, Kepala Negara meminta mereka terus membantu warga, baik fisik maupun mental.
Turut mendampingi Presiden dalam kunjungan ini, antara lain, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan Kapolri Timur Pradopo.
Sebagaimana dikabarkan laman Presiden, SBY tiba di Kecamatan Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai, Kamis 28 Oktober 2010 siang tadi. Presiden bersama Ibu Negara beserta rombongan menyusuri lokasi bencana untuk melihat secara langsung kondisi kecamatan terparah akibat bumi gempa dan tsunami yang terjadi Senin malam lalu itu.
Ketika mendatangi posko pengungsian, SBY mendapat laporan bahwa jumlah korban meninggal di Pagai Selatan ini mencapai 60 orang. Mayoritas penduduk di kecamatan ini berprofesi sebagai petani, meski ladang mereka berada di bukit para petani itu tinggalnya di pinggir pantai.
SBY kemudian menyambangi tenda pengungsian. Presiden mengatakan kepada para pengungsi bahwa bantuan pemerintah telah diberikan untuk membantu para korban bencana. "Mudah-mudahan mencukupi karena sekarang yang penting mengobati yang sakit," ujar SBY. "Bantuan baik makanan maupun air bersih terus diberikan dan mencegah penyakit agar tidak menular," SBY menambahkan.
Ketika berdialog dengan pengungsi Presiden SBY dan Ibu Negara tampak terharu. Seorang pengungsi bernama S. Gultom menangis di hadapan SBY karena kehilangan istrinya saat peristiwa bencana. "Pak, istri saya hilang Pak," ujar S Gultom sambil menangis.
Mendengar ini, SBY dan Ibu Ani langsung merangkul Gultom. "Yang tabah ya Pak," kata Presiden. Giliran air mata menitik di sudut mata Presiden. Ibu Ani lalu mengambil sapu tangan dan memberikan ke suaminya.
SBY pun meminta agar pencarian jenazah terus dilakukan dan dimakamkan dengan baik. Para pengungsi juga diajak untuk bersama mendoakan teman, anggota keluarga, dan masyarakat yang tidak selamat dari peristiwa ini.
Selain itu, Presiden juga meminta agar hunian dan sekolah sementara segera dibangun. "Pemerintah akan membantu pembangunan, yang jelas lokasi ini tidak aman," SBY menambahkan dengan suara serak.
Kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan TNI serta Polri, Kepala Negara meminta mereka terus membantu warga, baik fisik maupun mental.
Turut mendampingi Presiden dalam kunjungan ini, antara lain, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan Kapolri Timur Pradopo.
Sumber: nasional.vivanews.com
No comments:
Post a Comment