Warga Umbulharjo Dengar Letusan Lagi dari Gunung Merapi
Bum! Suara letusan terdengar lagi dari puncak Gunung Merapi. Tak lama, kepulan asap berwarna keabu-abuan terlihat dari puncak gunung tersebut. Asapnya ada yang membumbung tinggi namun ada pula yang bergerak turun ke arah selatan.
Suara letusan itu memang tidak terlalu keras. Namun masih bisa didengar oleh warga yang berada di Desa Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta, yang berjarak sekitar 10 km dari Merapi, pukul 14.45 WIB.
"Bunyinya memang tidak terlalu keras, hanya dug! Gitu Mas. Bunyinya samar-samar," ujar seorang warga Umbulharjo, Minggu (31/10/2010).
Beberapa warga memperingatkan pengendara sepeda motor maupun mobil yang melintas di pertigaan Jalan Kaliurang dan Umbulharjo yang ingin naik ke Umbulharjo. "Jangan naik, Mas. Ada awan panas, wedhus gembele mudhun (wedhus gembelnya turun)," kata beberapa pemuda itu.
Pada Minggu siang ini cuaca sekitar Merapi memang tidak terlalu cerah. Sosok tegap Merapi diselimuti mendung, sehingga semburan awan panasnya tidak terlalu terlihat. Namun menurut warga, situasi yang seperti itu justru berbahaya.
"Justru nek mboten ketok kados niki malah bahaya. Niki kan wedhus gembele ketutup awan putih, dadi mboten ketok (Justru kalau tidak terlihat seperti ini malah bahaya. Ini wedhus gembelnya kan tertutup awan putih, jadi nggak kelihatan)," tutur Warsito (22), salah seorang pemuda di pertigaan jalan tersebut.
Saat tidak terlihat semburannya, bisa jadi tiba-tiba di dekat warga awan panas sudah mendekat. Berbeda jika cuaca cerah tanpa awan, fenomena tersebut tampak jelas. "Biso mlayu. Nek kaya ngene kan mboten biso. Dikirane aman, jebule ora (Bisa lari. Kalau seperti ini kan tidak bisa. Dikiranya aman, ternyata tidak)," lanjut dia.
Meski demikian warga Umbulharjo tidak panik. Sebab alarm yang ada di gunung tidak berbunyi yang menandakan tidak ada pergerakan awan panas ke arah pemukiman warga. Ditengarai awan tersebut selain membumbung ke atas, ada yang turun ke selatan menuju Kali Gendol.
Sementara itu beberapa pekerja media dan fotografer berupaya untuk naik lebih dekat ke arah gunung untuk mengabadikan fenomena tersebut dalam gambar.
Suara letusan itu memang tidak terlalu keras. Namun masih bisa didengar oleh warga yang berada di Desa Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta, yang berjarak sekitar 10 km dari Merapi, pukul 14.45 WIB.
"Bunyinya memang tidak terlalu keras, hanya dug! Gitu Mas. Bunyinya samar-samar," ujar seorang warga Umbulharjo, Minggu (31/10/2010).
Beberapa warga memperingatkan pengendara sepeda motor maupun mobil yang melintas di pertigaan Jalan Kaliurang dan Umbulharjo yang ingin naik ke Umbulharjo. "Jangan naik, Mas. Ada awan panas, wedhus gembele mudhun (wedhus gembelnya turun)," kata beberapa pemuda itu.
Pada Minggu siang ini cuaca sekitar Merapi memang tidak terlalu cerah. Sosok tegap Merapi diselimuti mendung, sehingga semburan awan panasnya tidak terlalu terlihat. Namun menurut warga, situasi yang seperti itu justru berbahaya.
"Justru nek mboten ketok kados niki malah bahaya. Niki kan wedhus gembele ketutup awan putih, dadi mboten ketok (Justru kalau tidak terlihat seperti ini malah bahaya. Ini wedhus gembelnya kan tertutup awan putih, jadi nggak kelihatan)," tutur Warsito (22), salah seorang pemuda di pertigaan jalan tersebut.
Saat tidak terlihat semburannya, bisa jadi tiba-tiba di dekat warga awan panas sudah mendekat. Berbeda jika cuaca cerah tanpa awan, fenomena tersebut tampak jelas. "Biso mlayu. Nek kaya ngene kan mboten biso. Dikirane aman, jebule ora (Bisa lari. Kalau seperti ini kan tidak bisa. Dikiranya aman, ternyata tidak)," lanjut dia.
Meski demikian warga Umbulharjo tidak panik. Sebab alarm yang ada di gunung tidak berbunyi yang menandakan tidak ada pergerakan awan panas ke arah pemukiman warga. Ditengarai awan tersebut selain membumbung ke atas, ada yang turun ke selatan menuju Kali Gendol.
Sementara itu beberapa pekerja media dan fotografer berupaya untuk naik lebih dekat ke arah gunung untuk mengabadikan fenomena tersebut dalam gambar.
Sumber: detiknews.com
No comments:
Post a Comment