Polisi Gunakan Saksi Ahli Buktikan Keberadaan Gayus di Bali
Polisi sudah mempelajari sejumlah bukti terkait keberadaan Gayus Tambunan di Bali. Polisi sudah mengantungi bukti mulai dari CCTV Hotel Westin Bali hingga foto. Polisi pun akan menggunakan sejumlah saksi ahli untuk memeriksa bukti tersebut.
"Kita sudah punya semua bukti. Kita serahkan kepada saksi ahli," kata Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi saat dihubungi detikcom, Minggu (14/11/2010).
Dia menjelaskan saksi ahli yang digunakan Mabes Polri dijamin kompeten. Selain saksi ahli, Polri juga memakai peralatan dari negara maju.
"Kita pakai itu. Saya tahu Gayus di rumahnya juga pakai alat, meski HP-nya mati," imbuhnya.
Sayangnya, Ito belum mau mengungkapkan apakah CCTV atau foto itu sudah ada hasil pemeriksaannya, termasuk siapa saja yang ditemui Gayus di Bali dan bagaimana cara Gayus pergi ke Bali.
"Kita mesti sepakat, alat yang penyidikan bukan untuk dipublikasikan, kecuali kalau sudah ada proses di pengadilan. Pokoknya kita sudah sudah lebih jauh, dan kita harus memakai azas praduga tidak bersalah," tutupnya.
Gayus diketahui sudah tidak ada di tahanan sejak Rabu 3 November 2010. Polri baru mengetahui hal ini hari Minggu 7 November. Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi marah besar. Dia memerintahkan anak buahnya menembak Gayus jika eks pegawai Pajak itu tak segera balik ke selnya.
Gayus berhasil ditangkap di rumah mewahnya berharga miliaran rupiah di Kelapa Gading pada Minggu malam. Kasus Gayus makin heboh setelah muncul foto pria mirip Gayus dan mirip istrinya sedang menonton tenis di Nusa Dua Bali pada 5 November pukul 21.00 WIB.
Dari keterangan pihak kepolisian, Gayus diketahui memberi uang per minggunya ke Kepala Rutan Rp 5 juta dan per bulannya Rp 50-60 juta sejak Juli 2010. Sedang untuk petugas jaga berpangkat bintara Rp 5-6 juta per bulan.
"Kita sudah punya semua bukti. Kita serahkan kepada saksi ahli," kata Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi saat dihubungi detikcom, Minggu (14/11/2010).
Dia menjelaskan saksi ahli yang digunakan Mabes Polri dijamin kompeten. Selain saksi ahli, Polri juga memakai peralatan dari negara maju.
"Kita pakai itu. Saya tahu Gayus di rumahnya juga pakai alat, meski HP-nya mati," imbuhnya.
Sayangnya, Ito belum mau mengungkapkan apakah CCTV atau foto itu sudah ada hasil pemeriksaannya, termasuk siapa saja yang ditemui Gayus di Bali dan bagaimana cara Gayus pergi ke Bali.
"Kita mesti sepakat, alat yang penyidikan bukan untuk dipublikasikan, kecuali kalau sudah ada proses di pengadilan. Pokoknya kita sudah sudah lebih jauh, dan kita harus memakai azas praduga tidak bersalah," tutupnya.
Gayus diketahui sudah tidak ada di tahanan sejak Rabu 3 November 2010. Polri baru mengetahui hal ini hari Minggu 7 November. Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi marah besar. Dia memerintahkan anak buahnya menembak Gayus jika eks pegawai Pajak itu tak segera balik ke selnya.
Gayus berhasil ditangkap di rumah mewahnya berharga miliaran rupiah di Kelapa Gading pada Minggu malam. Kasus Gayus makin heboh setelah muncul foto pria mirip Gayus dan mirip istrinya sedang menonton tenis di Nusa Dua Bali pada 5 November pukul 21.00 WIB.
Dari keterangan pihak kepolisian, Gayus diketahui memberi uang per minggunya ke Kepala Rutan Rp 5 juta dan per bulannya Rp 50-60 juta sejak Juli 2010. Sedang untuk petugas jaga berpangkat bintara Rp 5-6 juta per bulan.