02 November 2010

"Kejaran Wedhus Gembel Seperti 100 Harimau"

"Kejaran Wedhus Gembel Seperti 100 Harimau"

Rombongan wartawan TV3 berjuang lepas dari kejaran wedhus gembel. Untung, mereka lolos.

Merapi sedang bergolak. Hingga hari ini belum dipastikan kapan gunung itu berangsur normal.

Wartawan dari segala penjuru  datang mendekat, merekam detik-detik aktivitas Merapi yang tak bisa ditebak, dan mengabarkannya pada dunia.

Kadang nyawa taruhannya. Sudah satu wartawan tewas dalam tugas di Merapi yakni, sahabat kami, Redaktur VIVAnews.com, Yuniawan Wahyu Nugroho. Wawan tewas diterjang awan panas 'wedhus gembel' saat menjemput Mbah juru kunci Merapi, Mbah Maridjan, Selasa 26 Oktober 2010 malam.

Pengalaman berhadapan dengan wedhus gembel juga dirasakan wartawan TV3 Malaysia, saat Merapi meletus kembali Senin pagi, 1 November 2010.

Saat itu, sejumlah wartawan TV3 berada dekat dengan puncak Merapi, mewawancarai penduduk yang rumahnya musnah di dekat Kinahrejo, kampung Mbah Maridjan.

Niatnya, mereka ingin merekam momentum saat seorang ibu dan anak mengunjungi kubur kepala keluarga mereka yang lebih dulu pergi.

Tiba-tiba,  wedhus gembel menghampiri dan berada di atas kepala mereka. Bergegas mereka menuju ke wilayah aman di Kepuharjo.

"Kami lari tunggang langgang. Awan panas mengejar dengan cepat di belakang dan di atas mobil yang kami naiki. Ini situasi yang benar-benar menakutkan," kata Kepala Biro TV3 Indonesia, Didik Budiarto.

Situasi di dalam mobil benar-benar panik. Juru kamera, Paulus Dodi muntah-muntah dan tak bisa berdiri. Ia seperti gila, seolah-olah baru melihat hantu.

Sementara, wartawan TV3, Nurul Fahira hanya bisa berteriak-teriak, "Cepat Pak," kepada pengemudi yang berjuang di belakang setir.

"Kami seperti dikejar 100 harimau lapar. Saat itu tak ada orang lain di sekitar kami. Kami sempat merekam bangkai-bangkai sapi dan kerbau. Kampung itu benar-benar luluh lantak, musnah, Alhamdulillah kami selamat." 

No comments:

Post a Comment